welcome in !!


tidak ada salahnya beriseng-iseng upload hasil catatan kuliah ku yang sudah dicetak di HSC angkatan buat di upload di sini.. sebagai back up kalo ada apa2 sama dokumen ku & akan lebih bermanfaat buat temen2 lain yang butuh. dari pada cuma teronggok di dokumen saja lebih baik terekspos & bisa diakses orang kan? toh gak rugi diriku eheheeee.. viva medika !

Minggu, 03 Februari 2013

stressful living

Catatan Kuliah
“ stressful living ”
dr. Mutrarsi, SKF., DTM&H., Sp.KJ
Oleh : yuan’s !nk

Bismillah…  salam jumpa di blok gaya hidup sehat.. yeeeee.. hahahaa. No much comment. Let’s begin..
Definisi
Stressful living adalah suatu persepsi individual atau sosial yang subjektif karena factor pencetus dan factor risiko dibelakangnya. Stress adalah suatu respon tubuh terhadap tuntutan akibat mismatch antara kemampuan individu dengan kebutuhan situasi. Stress dapat menjadi suatu pembatasan mental, pikiran, dan fisik yang membuat ketegangan. Stress dapat pula diartikan sebagai respon tubuh & pikiran yang bereaksi terhadap ancaman/perubahan/tantangan.
Terdapat 2 macam stress yaitu :
-          Eustress
Eustress adalah stress positif yaitu stress yang dalam taraf cukup bisa memberikan motivasi untuk beraksi mencapai tujuan dan cita-cita. Eustress sulit diukur sebab sangat subjektif. Misal saja si A puas dengan makan 1 piring trapi si B baru puas kalau makan 2 piring nasi dst.
-          Distress
Distress adalah stress negative yaitu stress yang dalam taraf terlalu tinggi atau terlalu rendah akan membuat tubuh/pikiran  seseorang memberikan respon negative. Distress relative bisa diukur dengan mengukur gejala-gejala yang muncul dan mudah dideteksi.
Penyebab Stress
Stress dapat muncul karena banyak hal yang dikenal sebagai stressor. Stressor dapat berupa stressor internal maupun eksternal.
·         Stressor internal
Stressor internal adalah stressor yang berasal dari dalam tubuh. Stressor internal dapat berupa pikiran, perasaan, kepercayaan, perilaku dsb.
·         Stressor eksternal
Stressor eksternal berasal dari luar tubuh. Stressor eksternal dapat berupa kehilangan, tragedy, perubahan lingkungan dsb.
Berdasarkan macamnya, stressor juga bisa dibagi menjadi beberapa lagi yaitu :
-          Stressor sosial à kemiskinan, rasial, lingkungan, pengangguran
-          Stressor biologis à kecacatan anatomis & fungsional, keterlambatan tumbuh kembang
-          Stressor psikologis à hubungan ibu-anak, peran ayah, permusuhan saudara, intelegensia, bakat
Sumber Stress
-          Catastropic (bencana à gempa, banjir dsb) à stressor muncul tiba-tiba & berefek pada semua orang
-          Chronic stressor à stress yang terus menerus/long lasting misalnya belajar terus-terusan karena ada ujian 2 minggu sekali
-          Life changes à adanya perubahan kehidupan yang membutuhkan perubahan lifestyle & perilaku misalnya dapat hadiah uang tunai 5 milyar gitu
-          Hassles à kejadian-kejadian kecil yang sering dihadapi yang terakumulasi. Contohnya tugas membuat laporan praktikum yang biasanya 1 minggu hanya membuat 1 laporan saja tapi kali ini harus membuat 5 laporan seminggu karena tertunda atau memang sudah jadwalnya
-          Occupational burnout à kejenuhan kerja yang terlalu lama. Contoh dokter yang bekerja setiap hari 14 jam di ruang praktiknya 3x3 meter persegi yang hanya berisi bed pemeriksaan, meja kerja, kursi, alat periksa dan dokumen-dokumen saja.
-          Konflik à keharusan memilih salah satu dari beberapa pilihan yang sangat sulit
Patofisiologi Stress

Stress memmpengaruhi system saraf otonom baik simpatis maupun parasimpatis.
-          Pengaruh pada saraf simpatis menimbulkan palpitasi, keringatan, nafas cepat dsb karena aktifnya fight & flight response.
-          Pengaruh pada saraf parasimpatis meninmbulkan perasaan tenang, relaksasi
Pada HPA axis (hypothalamus-pituitary-adrenal axis), stress memicu hypothalamus mengeluarkan CRH (corticotrophin releasing hormon) yang menyebabkan pituitary mengeluarkan ACTH (adrenocorticotropic hormon) & β-endorphin ke darah. Kemudian ACTH memicu adrenal mengeluarkan
-          cortisol à dalam level tinggi menyebabkan hipertensi, cardiomyopathy, gagal jantung, ulcer, gangguan hippocampus (memori), masalah kognitif, DM, atherosclerosis, inhibisai petimbuhan, imunosupresi dsb.
-          Cathecolamine (epinephrine & norepinephrine) à meningkatkan tekanan darah, heart rate, laju respirasi, penggunaan glukosa, tonus otot, kontraksi otot, dsb
Fase Stress
-          Fase denial à tidak mau mengakui suatu hal yang terjadi
-          Fase resistance à saat mulai menyalahkan (diri sendiri, masalah, orang lain), complaining
-          Fase eksplorasi/konsiderasi à sudah mulai menyadari tapi masih belum bisa menerima kenyataan, mulai mencari alternatif/sisi baik suatu masalah, mulai termotifasi
-          Komitmen/acceptance à mulai menyadari, menerima, adaptasi
Stage Distress
-          Alarm à saat seseorang mulai menyadari adanya masalah
-          Resistance à saat seseorang belum mau menerima masalahnya
-          Exhaustion à saat seseorang bisa menerima masalahnya dengan baik
Ada juga yang membagi stress menjadi 5 stage yaitu :
-          Chronic mental/physical fatigue à gangguan tidur, mudah lelah
-          Interpersonal problems/withdrawal from others à masalah dengan taman, menyendiri, mudah marah
-          Emotional turbulence à tidak bisa focus, susah memutuskan masalah, hilang control, depresi
-          Chronic physical discomfort à muscle tension, banyak makan, sakit kepala kronis
-          Stress relates illness à supresi imun, gampang sakit
Menurut Parkes, stage distress :
-          Alarm à kondisi distress emosi tinggi ditandai dengan physiologic arousal (BP >>, HR >>)
-          Numbness à kondisi menjadi emotionally disconnected (self-protection terhadap masalah akut)
-          Pinning à kondisi mulai adanya ingatan kesedihan terus menerus, mulai ada hypnagogic (kondisi antara sadar dan tidur), hypnopompic (kondisi kesadaran yang mengarah keluar dari tidur), ilusi dsb
-          Depression & despair à kondisi mulai ada depresi, iritabel, anhedonia, hilang nafsu makan, turun berat badan, insomnia, gangguan konsentrasi & memori jangka pendek
-          Recovery & reorganization à adanya penerimaan terhadap masalahnya, kembalinya nafsu makan, sosial & seksual, berat badan naik lagi
Gejala
Wujud manifestasi klinis stress dapat bermacam-macam bergantung dari banyak factor. Factor yang mempengaruhi wujud stress seseorang diantaranya adalah :
-          potensiasi stress à semakin berat level stress, semakin memungkinkan untuk termanifestasi berat
-          maturitas individual à derajat kematangan seseorang menentukan cara bagaimana orang tersebut menanggapi masalah. Semakin dewasa seseorang, semakin baik cara menanggapi masalah
-          tingkat pendidikan à semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin baik cara seseorang menanggapi masalah
-          kondisi fisik à pada kondisi fisik kurang baik, margin seseorang untuk menanggapi stress menurun sehingga makin mudah termanifestasi buruk
-          kepecayaan à kepercayaan terhadap sesuatu turut menentukan sikap seseorang menanggapi masalah. Misal ditakut-takutin dengan cerita hantu tapi kalau dia percaya tidak ada yang perlu ditakutkan selain Allah ya dia jadi tidak takut..
Wujud manifestasi stress dapat terjadi pada semua organ tubuh seperti :
-          jantung à denyut jantung naik
-          vaskular à tekanan darah naik
-          respirasi à respirasi naik
-          kulit à suhu turun (melalui mekanisme berkeringat)
-          hormonal à sekresi kelenjar adrenal naik
-          genital à disfungsi seksual, gangguan menstruasi, impotensi
-          gastrointestinal à mual, muntah, dyspepsia
-          pusing, insomnia
Manifestasi psikologisnya dapat berupa perasaan takut, cemas, panic, tidak nyaman, agitasi, depresi, mudah marah, resah, khawatir, lelah hebat, enggan beraktivitas, kinerja turun, hilang spontanitas, peka, focus berlebihan pada suatu hal, mengasingkan diri, phobia, hilang keceriaan dsb.
Diagnosis Differensial
-          Kelainan penyesuaian
-          Acute stress disorder
-          PTSD
-          Normal bereavement reaction
-          Kelainan disosiatif
-          Malingering
-          Diaksaserbasi oleh penyakit psikiatrik lain (kelainan mood, kelainan cemas, kelainan psikotik)
Manajemen Stress
Cara menanggulani stress secara umum dibedakan menjadi 2 yaitu :
-          emotion-focused à menenangkan diri dulu baru menyelesaikan masalah
-          problem-focused à langsung menyelesaikan masalahnya
Secara klinis medis, penanganan stress dilakukan secara :
-          simpomatis à menagnani gejala-gejalanya dahulu
-          diagnosis à menangani sesuai diagnosis
-          problem à tangani masalah yang mendasari
-          personality à tangani masalah kepribadian yang ada
Berdasarkan media yang digunakan dapat dibedakan menjadi 3 manajeman yaitu :
-          farmakoterapi à penanganan menggunakan obat
-          psikoterapi à menaganan dengan dukungan mental
-          socialterapi à penanganan dengan dukungan lingkungan sosial
Appropriate Life Style for Balanced Mental Health
-          mengatur pola makan teratur & bergizi
-          memelihara kebugaran
-          latihan pernafasan
-          latihan relaksasi
-          beraktivitas yang menyenangkan (hobi)
-          menjalin persahabatan harmonis
-          merencanakan kegiatan sehari-hari
-          menghindari kebiasaaan buruk misalnya menunda pekerjaan
-          berlibur
-          meluangkan waktu untuk keluarga & diri sendiri



Alhamdulillah…
Fin 11 07 03 21 12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar