welcome in !!


tidak ada salahnya beriseng-iseng upload hasil catatan kuliah ku yang sudah dicetak di HSC angkatan buat di upload di sini.. sebagai back up kalo ada apa2 sama dokumen ku & akan lebih bermanfaat buat temen2 lain yang butuh. dari pada cuma teronggok di dokumen saja lebih baik terekspos & bisa diakses orang kan? toh gak rugi diriku eheheeee.. viva medika !

Selasa, 09 Juli 2013

PART 2 brain varcularisation and ventricular system; integrated and sense organs

Praktikum Anatomi Sesi 4 Blok 2.6 Elderly
“ brain vascularisation and ventricular system;
integrated and sense organs “
yuan’s !nk
PART 2

VENTRICULAR SYSTEM
Sistem ventricular merupakan sistem aliran cerebrospinal fluid / CSF di dalam rongga-rongga otak (ventricle) yang dilapisi oleh epithelium ependyma. CSF tersebut dihasilkan oleh plexus choroideus yang terdapat di ventriculus lateral dan ventriculus quartus.
vVentriculus lateral
-    Di dalam hemispherium cerebri, berjumlah 2
-    Dihubungkan dengan ventriculus tertius oleh foramen interventriculare / Monro
-    Ventricle lateral tersusun atas :
* cornu anterius à di lobus frontalis sebelah anterior foramen interventricular
Batas :    anterior & superior à corpus callosum
                medial à septum pellucidum
                lateral & inferior à caput nucleus caudatus 
* corpus à di lobus parietal sebelah posterior foramen interventricular
                        Batas :    posterior à dekat splenium
                                        superior à corpus callosum
                                        medial à septum pellucidum
inferior (medial ke lateral) à fornix, plexus choroideus, thalamus dorsalis, stria terminalis, v. terminalis, nucleus caudatus
* cornu inferius à di lobus temporalis
                        Batas :    superior à substantia alba hemispherium cerebri
                                        medial & inferior à fimbria fornicis, hippocampus
                                        rostral / anterior à amygdala
* cornu posterius à di lobus occipitalis
                        Batas :    superior à corpus callosum
                                        medial à calcar avis (tonjolan akibat fissura calcarina)
-    * trigonum / atrium ventriculi lateralis à daerah pertemuan corpus, cornu posterior & cornu inferior
vVentriculus tertius
-    Di antara kedua ventriculus lateralis
-    Dihubungkan dengan ventricle quartus oleh aqueductus cerebri /  aqueductus mesencephali / Sylvius (mulut mickey mouse)
-    Batas :            superior à lapisan tipis ependyma
lateral à thalamus
inferior & inferolateral à hypothalamus & subthalamus
anterior à lamina terminalis & comissura anterior
vVentriculus quartus
-    Berbentuk belah ketupat (rhomboid)
-    Terletak di atas pons & medulla oblongata, di depan cerebellum dan vellum medulare
-    Ke inferior berlanjut membentuk canalis centralis medulla spinalis
-    Ke lateral berhubungan dengan spatium subarachnoid melalui foramen Luschka / apertura lateralis (2 buah) dan ke dorsal melalui foramen Magendie / apertura mediana (1 buah)
-    Batas :            lateroinferior à pedunculus cerebri, tuberculum cuneatum & clava
inferior à calamus scriptorius (bagian paling inferior fossa rhomboidea)
sirkulasi CSF
diproduksi di plexus choroideus à mengalir di sistem ventricular à spatium subarachnoid & cisterna à sirkulasi vena. 


Jika terjadi sumbatan / obstruksi pada aliran CSF tadi, maka akan terjadi hydrocephalus atau dikenal juga dengan sebutan “water on the brain”. Cairan yang terakumulasi ini bisa menyebabkan peningkatan tekanan intracranial, pelebaran ventricle, dan bahkan pembesaran kepala.
Penyebab utama hydrocephalus sebenarnya dapat berupa adanya obstruksi CSF (primer : stenosis aqueductus cerebri, obstruksi foramen Monro; sekunder:  tumor, hemorrhage, infeksi, malformasi kongenital), masalah reabsorbsi dan overproduksi CSF (papiloma plexus choroideus).
Hydrocephalus dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
Ø  Hydrocephalus internal
ada obstruksi di foramen ventricle quartus atau di aqueductus cerebri à tekanan CSF intraventricular meningkat à ukuran ventricle membesar à kompresi jaringan saraf à irreversible brain damage
Ø  Hydrocephalus external
Ada obstruksi di granulatio arachnoidalis à CSF terakumulasi di spatium subarachnoid à penekanan otak à nekrotisasi à brain damage
Berdasarkan mekanisme penyebabnya, hidrocephalus dibagi menjadi :
Ø  Hydrocephalus communicating / nonobstructive
Hydrocephalus communicating terjadi karena ada masalah pada resorpsi CSF tanpa desertai obstruksi seperti pada hemorrhage intraventricular, hemorrhage subarachnoid, meningitis, Chiari malformation, absen granulatio arachnoid kongenital.
ü Hydrocephalus Normal Pressure (HNP) à pelebaran ventricle hanya dengan sedikit peningkatan tekanan CSF, biasanya karena peningkatan viskositas CSF
ü Hydrocephalus ex vacuo à pelebaran ventricle dan spatium subarachnnoid karena atrophy otak (dementia), injury post-traumatic dan kelainan mental (schizophrenia); bukan karena peningkatan tekanan CSF
Ø  Hydrocephalus obstructive / noncommunicating
Hydrocephalus obstructive terjadi karena adanya hambatan aliran sirkulasi CSF sehingga CSF terhambat alirannya menuju spatium subarachnoid seperti karena massa atau kompresi pada sistem ventricular.
ü Obstruksi foramen Monro à  terjadi dilatasi satu atau bisa juga kedua ventricle lateral
ü Penyempitan aqueductus cerebri à terjadi dilatasi kedua ventricle lateral dan juga ventricle tertius
ü Obstruksi ventricle quartus à dilatasi aqueductus cerebri, ventricle tertius & lateral
ü Obstruksi foramen Magendie dan foramina Luschka (e.g. Dandy-Walker malformation) à dilatasi ventricle lateral, tertius, quartus, aqueductus cerebri

Untuk menangani akumulasi CSF pada hydrocephalus tadi, bisa dilakukan terapi bedah yaitu pemasangan shunt berupa kateter ventricular yang dipasang di ventriculus cerebri untuk mengalirkan CSF tadi ke cavitas tubuh untuk diresorpsi di sana. Kebanyakan shunt adalah ventriculo-peritoneal shunt (ke peritoneum). Ada pula alternatif lain yaitu ke ventriculo-atrial shunt (ke atrium dextra), ventriculo-pleural shunt (ke cavum pleura), dan ke gall bladder. Ada lagi lumbar-peritoneal shunt yaitu shunt dari cavitas lumbal ke peritoneum. Selain shunt, terapi bedah lainnya untuk hydrocephalus obstructive adalah endoscopic third ventriculostomy (EVT) dengan membuat lubang saluran di dasar ventricle lateral menuju cisterna basal.

INTEGRATED & SENSE SYSTEMS
vSistem Sensoris
ü Sistem Sensoris Tubuh
v Sistem Anterolateral
STL = spinothalamicus lateral
-    Jaras untuk sensasi nyeri dan suhu tubuh
-    Lesi pada jaras ini menyebabkan defisit sensasi nyeri dan suhu contralateral, loss sweating (tidak berkeringat), Horner’s syndrome
v Sistem DCML (Dorsal Column Medial Lemniscus) / CPLM (Collumna Posterior Lemniscus Medial)

STA = spinathalamicus anterior
-    Jaras sensasi taktil, tekanan, vibrasi tubuh
-    Ada cabang pendek yang langsung menjadi STA dan ada cabang panjang yang naik dulu. Untuk cabang panjang dari T7 ke bawah (lower extremity) ganti badan sel di nucleus gracilis sedangkan T6 ke atas (upper extremity) di nucleus cuneatus. Selanjutnya menjadi lemniscus medial dengan menyilang di decussatio lemnisculorum / decussatio sensoris
-    Lesi pada jaras ini menyebabkan defisit sensasi taktil, tekanan dan vibrasi
ü Sistem Sensoris Wajah
v Jaras nyeri & suhu
-    Dibawa oleh NC V, NC VII, NC IX dan NC X yang ketiganya ganti badan sel di nucleus spinalis NC V baru menjadi STA ke VPM
-    Lesi pada jaras menyebabkan hilangnya sensasi nyeri dan suhu pada wajah
LTA = lemniscus trigeminalis anterior; TST = tractus spinalis trigeminalis
v Jaras tekanan & sentuhan
-    Hanya dibawa oleh NC V tapi memiliki 2 jalur. Jalur pertama turun menuju nucleus spinalisn NC V manjadi lemniscus medial dan STA sedangkan jalur naik menuju nucleus principalis NC V. dari nucleus ini, ada yang menyilang membentuk LTA dan yang tidak manyilang membentuk LTP. LTA daan LTP  menuju VPM sedangkan LM dan STA menuju VPL.
-    Lesi jaras ini menyebabkan hilangnya sensasi tekanan dan sentuhan pada wajah

STA = spinothalamicus anterior, LM = lemniscus medial; LTA = lemniscus trigeminalis anterior;
LTP = lemniscus trigeminalis posterior
vJaras propriosepsi
-    Dibawa oleh NC V ke ganglion semilunar NC V menuju ganglion principalis NC V manyilang menjadi LM menuju VPL
-    Lesi menyebabkan hilangnya sensasi propriosepsi
vSistem Motoris
ü Sistem pyramidal
-    Ada Upper Motor Neuron / UMN (pokoknya yang masih di otak) dan Lower Motor Neuron / LMN (pokoknya yang langsung ke otot)
-    Tractus corticospinale
* tractus corticospinal anterior à turun terus baru menyilang di medulla spinalis
* tractus corticospinal lateral à manyilang di decussatio pyramidum
#lesi tractus sesuai dengan lokasi yang diinervasi
# lesi total / transeksi à plegia; lesi sebagian / hemiseksi à paresis / kelemahan
# berikut gambaran lesi total pada decussatio pyramidum (kalo lesi sebagian, tinggal ganti plegia jadi paresis aja)
>> hemiplegia contralateral à lumpuh separuh tubuh sesuai sisi lesi
>> hemiplegia contralateral àlumpuh seperuh tubuh pada sisi berlawanan sisi lesi
>> hemiplegia cruciata à lumpuh kaku kontralateral dan tangan ipsilateral
>> quadriplegia à lumpuh semua ekstremitas
>> paraplegia à lumpuh kedua kaki
-    Tractus corticobulbar
Misal NC VII (lesi sesuai tempat yang diinervasi)

ü System extrapyramidal

Tambahan
v Optic Lesion
Lesi optica bermacam-macam juga sesuai dengan lokasi lesi pada tractus visual. Lesi ini disebut anopia.
v Papiledema
Papiledema adalah pembengakakan discus opticus akibat peningkatan tekanan intra ocular (TIO). Biasanya bilateral dan bisa berlangsung dalam hitungan hari sampai minggu. Biasanya peningkatan TIO dihubungkan dengan hipertensi. Karena di discus opticus terdapat nervus opticus, maka perlu dicegah terjadinya kerusakan yang bisa berlanjut pada kebutaan. Papiledema lebih sering asimptomatik namun semakin tinggi TIO maka pandangan mata akan semakin menjadi kabur, tidak bisa melihat sebagian eye field, sampai buta. Tanda yang tampak pada opthalmoscope adalah adanya dilatasi vena, hemorrhage, batas discus opticus yang kabur, elevasi discus opticus, dan garis Paton (garis radial pada retina).
Patofisiologi : selubung nervus opticus berhubungan dengan spatium subarachnoid. Jika tekanan meningkat maka akan disalurkan ke nervus opticus dan menyebabkan elevasi discus opticus.
vScotoma
Scotoma adalah perubahan sebagian eye field seseorang. Maksudnya, lapang pandang yang lebih sempit dari orang pada kondisi normal baik di tepi maupun tengah lapang pandang. Secara normal, manuasia punya scotoma yaitu pada blind spot di discus opticus. Hal ini bbisa terjadi akibat demyelinisasi saraf, kerusakan saraf, substansi toksik atau obstruksi vasa. Biasanya scotoma bersifat unilateral.
v Syncope
Syncope atau pingsan adalah hilangnya kesadaran secara tiba-tiba dan temporer/sementara akibat kurangnya suplai darah ke otak (hipoksia cerebri, hipotensi, obstruksi). Gejalanya adalah berkunang-kunang, telinga berdenging, pandangan kabur, kelemahan otot, jatuh (syncopic episode)
Pre-/near syncope à jika masih ingat peristiwa kehilangan kesadarannya (berkunang-kunang, pandangan kabur, otot melemah, jatuh)
Patofisiologi : iskemia cerebral
Otak selalu mendapat prioritas pertama untuk suplai darah. Jika ada penurunan suplai karena suatu hal, maka akan ada kompensasi tubuh dengan vasokonstriksi dan takikardi yang diikuti hiperventilasi.  Jika sistem kompensasi ini gagal, maka akan terjadi penurunan kesadaran setelah minsul gejala-gejala awal.
Syncope juga bisa terjadi akibat reflekx vasovagal seperti pada kondisi takut, cemas, pengambilan darah, batuk, urinasi, defekasi, hipoglikemi, lung disease dll. Bahkan perubahan posisi tubuh juga bisa menyebabkan syncope (postural).
v Bell’s palsy
Bell’s palsy terjadi akibat lesi LMN pada CN VII pada foramen stylomastoid. Biasanya efeknya adalah mimik wajak yang asimetri, atrofi otot wajah, turunnya alis mata, perataan dahi dan sulcus nasolabialis, angulus labialis turun, tidak bisa menutup mata sempurna (refleks konjungtiva <<), bibir tidak bisa mengatup sempurna, dan kesulitan mengunyah makanan.
vThird Nerve Palsy
NC III bertugas menginervasi semua otot bola mata kecuali m. rectus lateral dan m. superior oblique. Jika ada lesi NC III maka akan terjadi deviasi mata ke inferolateral. NC III juga menginervasi m. levator palpebra, m. constrictor pupil dan m. cilliaris. Jadi, lesi pada NC III juga berakibat terjadinya ptosis, mata tanpa akomodasi dan pupil yang terdilatasi & terfixasi.
v Stroke
Stroke adalah sindroma / kumpulan gejala hemeparesis dan hemiparalisis  akibat kerusakan vasa darah yang memvaskularisasinya. Ada stroke hemorrhagik yaitu strok akibat pecahnya vasa darah di otak dan stroke obstructive yaitu stroke karena sumbatan vasa darah sehingga otak kehilangan vaskularisasi dan akhirnya nekrosis. Gejala stroke sangat bergantung pada seberapa banyak area yang kekeurangan suplai darah. Jika strok hanya mengenai arteri kecil, bisa saja asimptomatik tapi bila mengenai arteri besar, bisa terjadi kehilangan fungsi mulai dari kehilangan sensasi, kelumpuhan, gangguan bisara dll.
v Headache
Headache atau sakit kepala merupakan timbulnya rasa nyeri pada kepala yang biasanya terjadi akibat kontraksi otot, masalah vaskular atau keduanya. Headache ada 4 macam yaitu cluster, tension, migraine dan sinus.

v Lumbar Puncture
Lumbar puncture merupakan prosedur invasif untuk mengambil sampel CSF dari cisterna lumbalis. Indikasi lumbal puncture adalah untuk menegakkan diagnosis adanya meningitis atau penyakit lain. Jarum spinal dimasukkan diantara vertebre lumbal 3 dan 4 sampai menembus spatium subarachnoid.
v Craniotomy, Craniectomy
Craniotomy adalah perosedur bedah dengan membuka cranium untuk mengekspose meninges dan otak sedangkan craniectomy adalah pengangkatan sepotong cranium. Prosedur ini biasanya dipakai untuk mengangkat tumor, abscess, aneurysma, jendalan darah dan trauma.
       
v Rhinorrhea CSF
Rhinorrhea CSF adalah keluarnya discharge non darah tetapi berupa CSF yang keluar melalui hidung. Rhinorrhea CSF terjadi akibat fracture pada sinus paranasalis atau pada lamina cribriformis.
v Otorrhea CSF
Otorrhea CSF adalah keluarnya discharge non darah tetapi berupa CSF yang keluar melalui telinga. Otorrhea CSF terjadi akibat fracture basis cranii terutama pada pars petrosa os tempural atau pada os sphenoid.

Alhamdulillah selesai @ 06132010;15:31
Wah dah kaya bikin buku. haha
... moga bermanfaat…

..u_n..

PART 1 brain varcularisation and ventricular system; integrated and sense organs


Praktikum Anatomi Sesi 4 Blok 2.6 Elderly
“ brain vascularisation and ventricular system;
integrated and sense organs “
yuan’s !nk
PART 1

SCALP
Scalp / kulit kepala terdiri atas 5 lapisan yaitu sesuai dengan namanya :
-    Skin (kulit)
-    Connective tissue (jaringan ikat)
-    Aponeurosis / galea fibrosa
-    Loose connective tissue (jaringan ikat longgar) à membentuk ruangan potensial : spatium subgaleal
-    Periosteum (duramater pars endostealis)
Dari kelima lapisan tersebut, lapisan Loose connective tissue lah yang merupakan danger area. Jika terjadi infeksi kulit kepala, maka infeksi tersebut akan menyebar di loose connective tissue tersebut lalu reaksi inflamasi tertampung di daerah orbita manjadikan black eye. Jika infeksi manjalar ke intracranial, yang terjadi adalah meningitis / encephalitis.

MENINGES
Meninges adalah jaringan ikat pembungkus otak & medula spinalis. Meninges terdiri atas 3 lapisan yaitu :
-    Duramater / pachymeninx
Duramater adalah lapisan meninges terluar yang padat, keras, tidak elastis yang terdiri atas :
* lamina endostealis à jaringan ikat fibrosa cranium; hanya ada di cranium saja à jadi medula spinalis tidak punya lapisan ini.
* lamina periostealis à lapisan ini melipat membentuk duplikatura di beberapa tempat yaitu :
ü  Falx cerebri
Falx cerebri ada di linea mediana di antara kedua hemispherium cerebri.
Batas:     inferior àcorpus callosum (dilewati sinus sagitalis inferior)
superior à cranium, di linea mediana sampai protuberentia occipitalis interna (dilewati sinus sagitalis superior)
anterior à crista galli os ethmoid
                posterior à lanjut jadi falx cerebelli (dilewati sinus rectus)
ü  Tentorium cerebelli
Tentorium cerebelli menjadi atap fossa cranii posterior yang memisahkan cerebrum dengan cerebellum. Semakin ke lateral, tentorium menempel miring ke arah caudal.
Batas :   anterior / rostral à bebas, membatasi incisura tentorii (dilewati pedunculus cerebri), lanjut nempel di processus clinoideus ossis sphenoidalis
posterior à linea transversa os occcipital (dilewati sinus transversus)
                medial à falx cerebri (dilewati sinus rectus)
lateral à sulcus superior pars petrosa os temporal (dilewati sinus petrosus superior)
ü  Falx cerebelli
Falx cerebelli adalah kelanjutan falx cerebri yang berbentuk segitiga di incisura cerebellaris superior (celah diantara kedua hemispherium cerebelli)
Batas :    anterior à vermis cerebelli
                posterior à crista occipitalis interne (dilewati sinus occipitalis)
                superior à posteroinferior tentorium cerebelli (dilewati sinus rectus)
                inferior à gak ada, kan bentuknya segitiga
ü  Diafragma sellae
Diafragma selle adalah lembaran kecil yang menjadi atap selae turcica. ia punya lubang sebagai tempat jalannya infundibulum/tangkai hypophysis
Duramater diinervasi oleh NC V (nervus trigeminus), NC X (nervus vagus) dan serabut saraf simpatis.
* n. etmoidalis (cabang NC V(1)/n.opthalmicus) à falx cerebri + fossa cranii anterior
* r. recurrens tentorii (cabang NC V(1)) à tentorium cerebelli + falx cerebri bagian posterior
* cabang NC V(2) (n. maxillaris) dan NC V(3) (n. mandibularis) à fossa cranii media
* serabut saraf simpatis (bersama a. meningea media) à duramater, bukan vasa otak
* rr. recurrentes n. spinalis à duramater medulla spinalis
-    Arachnoid / arachnoidmater
Arachnoid membungkus otak dengan agak longgar. Ia cenderung mengikuti duramater yang tidak masuk ke sulcus/fissura. Ia hanya masuk pada fissura longitudinalis saja. Arachnoid tersusun atas juluran-juluran halus ke arah piamater membentuk bangunan seperti sarang laba-laba yang disebut trabeculae. Arachnoid juga punya bantak tonjolan yang menginvaginasi ke duramater membentuk granulatio arachnoid / villus arachnoidales / corpus Pacchioni terutama di daerah sinus sagitalis. Granulatio ini berfungsi sebagai klep 1 arah yang mengalirkan cerebrospinal fluid (CSF) ke sinus venosus.
-    Piamater
Piamater meripakan lapisan meninges yang melekat erat pada otak yang mengikuti alur otak membentuk gyrus & sulcus. ia punya vasa kecil yang memberi nutrisi ke lapisan otak dibawahnya. Gabungan piamater dan arachnoid disebut leptomeninges.

Karena tersusun atas lapisan-lapisan, maka akan terbentuk ruangan-ruangan potensial maupun fungsional pada meninges yaitu :
-    Spatium epidural / extradural
Ruangan ini terletak di sebelah luar duramater dan sebenarnya hanya merupakan ruangan potensial saja yang dalam kondisi fisiologis tidak ada tapi bisa terwujud dalam kondisi patologis. Di dalam spatium ini terdapat beberapa vasa darah seperti a. meningea media (lewat titik pternion di kening). Rupturnya arteri ini dapat menyebabkan terjadinya epidural hemorrhage. Karena duramater bersifat tidak elastis dan melekat erat pada cranium, maka darah pada hemorrhage akan tertampung membentuk kantung darah yang disebut epidural hematoma. Pada gambaran radiologis, kantung darah ini akan tampak biconvex. Kantung darah ini akan menekan otak dan termanifestasikan dengan adanya lucid interval yaitu adanya periode sadar diantara 2 periode tidak sadar. Periode tidak sadar pertama terjadi akibat rasa kaget dan trauma yang terjadi. Selanjutnya ada fase sadar yang bisa berlangsung dalam satuan menit atau jam. Dalam fase ini bisa dilakukan anamnesis dengan baik seolah-olah tidak ada trauma serius. Lama-lama korban akan mengalami penurunan kesadaran dengan merasa mengantuk dst (compos mentis à somnolen à stupor à coma) sampai terjadi fase tak sadar kedua.


(eh, eh, ada yang pretes pake gambar diatas kan? Hehe…)

Penekanan otak yang berkelanjutan, dapat menyebabkan herniasi cerebral / obliterasi cisterna yaitu pergeseran sebagian otak yang mendesak bagian otak lainnya. Herniasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
vHernia supratentorii
ü Hernia uncal
Hernia uncal adalah pergeseran uncus melewati tentorium menekan truncus cerebri. Hernia ini cukup sering sebab di sisi medial uncus terdapat space yang cukup kosong. Herniasi uncus juga menekan NC III (n. occulomotor) yang kenampakan klinisnya adalah dilatasi pupil (refleks pupil negatif). Selain itu, bola mata juga tampak inferolateral sebab semua otot bola mata diinervasi oleh NC III selain m.rectus superior (NC VI) dan m. superior oblique (NC IV). Penekanan pada a. cerebri posterior ipsilateral akan meyebabkan iskemi cortex visual primer ipsilateral dan defisit visual field contralateral (contralateral homonymous hemianopia). Manifestasi lain adalah adanya tanda lokalisasi stimulasi yang salah (Kernohan’s notch) jika crus cerebri (telinga mickey mouse) contralateral ikut tertekan sebab berisi tractus corticospinal dan corticobulbar. Bisa juga terjadi hemiparesis ipsilateral. Penekanan yang ektensif bisa menyebabkan robekan vasa darah dan perdarahan (Duret hemorrhages) di mesencephalon dan pons. Tekanan pada mesencephalon menyebabkan postur tubuh decorticated (seperti gambar di bawah), depresi pusat respirasi dan kematian. Hernnia ini bisa berlanjut menjadi hernia central.

ü Hernia central / transtentorial
Hernia central adalah pergeseran ke atas (ascending) atau ke bawah (descending) diencephalon dan lobus temporal otak melewati inchisura tentorii. Yang lebih banyak terjadi adalah hernia descending dengan obliterasi cisterna suprasellar yang bisa meregangkan cabang-cabang a. basilaris menyebabkan Duret hemorrhage. Bisa juga terjadi intracranial hypotension syndrome. Hernia ascending disertai dengan obliterasi cisterna quadrigemina.
ü Hernia cingulate / subfalcine
Hernia cingulate adalah pergeseran gyrus cinguli pada lobus frontal melewati bagian bawah falx cerebri. Pergeseran ini biasanya hanya menekan a. cerebri anterior dan bisa berkembang menjadi hernia central. Gejala yang muncul tidak spesifik, bisa berupa postur abnormal dan koma. Hernia ini dianggap menjadi prekursor hernia tipe lain.
ü Hernia transcalvarial / external
Hernia transcalvarial ditandai dengan penekanan otak melewari calvaria cranii yang mengalami fraktur atau bekas operasi (craniectomy)
vHernia infratentorii
ü Hernia upward / upward cerebellar / upward transtentorial
Hernia upward terjadi jika cerebellum tergeser ke atas melewati tentorium sehingga mesencephalon tertekan oleh inchisura tentorii dan bergeser ke bawah.
ü Hernia tonsilar / downward cerebellar / conning
Hernia tonsilar ditandai dengan tonsila cerebelli yang bergeser ke bawah melewati foramen magnum sehingga menekan truncus cerebri bawah dan medulla spinalis atas sehingga bisa terjadi disfungsi kontrol respirasi dan fungsi jantung. Hernia ini juga disebut Chiari Malformation (CM) atau Arnold Chiari Malformation (ACM). Nama lainnya lagi adalah ektopi cerebellar (minimal 5 mm cerebellum melewati foramen magnum).

-    Spatium intradural à celah diantara duramater lamina endostealis dan meningealis; berisi sinus duramatris (dibahas di bagian vaskularisasi)
-    Spatium subdural
Ruangan ini berada diantara duramater dan arachnoid yang sebenarnya juga merupakan ruangan potensial saja. Kondisi patologis yang membentuk ruangan ini bisa berupa subdural hemorrhage. Hemorrahge ini terjadi akibat ruptur pada bridging vein. Secara anatomis, bridging vein adalah vena yang menyeberang dari dalam parenkim otak menuju sinus duramatris menembus lapisan meninges. Pada saat trauma terjadi, cranium & duramater akan bergerak secara tidak sinkron dengan gerakan otak & arachnoid sebab ada shock absorber yaitu CSF. Karena ketidaksinkronan gerak ini, maka bridging vein akan terkoyak dan terjadilah subdural hemorrhage. Pada hemorrhage ini, darah akan tersebar pada spatium sebab pada dasarnya arachnoid & duramater memang tidak melekat erat. Dengan begitu, pada gambaran radiologis akan tampak gambaran darah berbentuk semilunar mengikuti bentuk kepala. Karena darah terdistribusi merata di spatium, tidak ada penekanan otak pada awalnya. Gejala baru muncul setelah kira-kira 2 minggu setelah darah terkumpul banyak dan mulai menekan otak (ada space occupying time).

-    Spatium subarachnoid
Spatium ini berada di antara arachnoid dan piamater. Ruangan ini merupakan ruangan fungsional yang secara fisiologis ada dan berisi cerebrospinal fluid (CSF). Spatium subarachnoid membentuk pelebaran di beberapa tempat yang disebut cisterna.
* cisterna pontis (pontocerebellar) à di depan pons
* cisterna chiasmatica à di bawah chiasma opticum
* cisterna interpeduncularis / basalis à di atas pons, di antara telinga mickey mouse
* cisterna ambiens à di kanan kiri pons
* cisterna cerebellomedularis / magna à di bawak cerebellum
* cisterna quadrigemina à di belakang colliculus

Di spatium ini, dapat ditemui banyak arteri dan vena cerebri (circulus wilisi dll, dibahas di bagian vaskularisasi). Rupturnya vasa darah tersebut bisa menyebabkan subarachnoid hemorrhage. Ruptur vasa darah ini sering terjadi terutama pada kasus aneurisma berry yaitu pelebaran vasa darah lokal berbentuk kantong akibat melemahnya tunica muscularis vasa.
                        

BRAIN VASCULARISATION
v  Arterial Supply & Distribution to Brain
Sumber utama suplai darah ke otak didapat dari arteri carotis interna dan arteri vertebralis.
-          a. carotis interna à masuk cranium melewati canalis caroticus à jalur membelok (sehingga mudah terjadi aneurisma) àbercabang membentuk :
ü  a. opthalmica à memiliki cabang yaitu a. lenticulostriata media (ke globus pallidus & putamen)
ü  a. cerebri media à bercabang membentuk a. choroidalis anterior (ke plexus choroideus di ventriculus tertius) dan a. lenticulostriata lateral / Charcot artery (ke nucleus caudatus)
-          a. vertebralis à naik lewat foramen transversus C5-C1
Kedua arteri tersebut menyalurkan darah ke dalam sistem anastomosis yang disebut circulus arteriosus willisi. Sistem anastomosis ini berada si spatium subarachnoid sehingga bila ada ruptur, maka terjadilah subarachnoid hemorrhage.
Dari sistem circulus srteriosus willisi tersebut, akan keluar 3 arteri besar yaitu :
-          a. cerebri anterior à cabang dari a. carotis interna yang menjulur ke depan, arteri kanan dan kiri dihubungkan oleh a. communicans anterior, sebelum hubungan dinamakan pars precommunicans dan sesudahnya disebut pars postcommunicans. 
-          a. cerebri media à kelanjutan langsung dari a. carotis interna, bercabang membentuk a. lenticularis (ke globus palidus), a. lenticulo optica (ke thalamus opticus), a. lenticulostriata (ke nucleus caudatus)
-          a. cerebri posterior àmerupakan percabangan dari a. basilaris, terhubung dengan a. carotis interna oleh a. communicans posterior.


Distribusi suplai darah arteri ke otak
v  Arteri cerebri anterior
è  Lobus frontal (dari fissura longitudainal – sulcus frontalis superior)
è  Lobus parietal (dari fissura longitudinal – sulcus interparietalis)
è  Batas posterior : sulcus parietooccipital
v  Arteri cerebri media
è  Lobus frontal (dari sulcus frontalis superior – sulcus lateralis)
è  Lobus parietal (dari sulcus frontalis superior – sulcus lateralis)
è  Lobus temporal (dari sulcus lateralis – sulcus temporalis media)
è  Aspek medial polus temporal
v  Arteri cerebri posterior
è  Lobus occipital (semuanya)
è  Lobus temporal (sulcus temporalis media – facies inferior)
è  Lobus temporal (facies medial)
è  Lobus parietal (facies medial)
(biru : a. cerebri anterior; pink : a. cerebri media; kuning : a. cerebri posterior)

v  Arterial Supply & Distribution to Meninges
Suplai darah meninges diampu oleh 3 arteri meningealis yaitu:
v  Arteri meningea anterior à lewat foramen ethmoidalis anterior
v  Arteri meningea media à lewat foramen spinosum
v  Arteri meningea posterior à lewat foramen jugulare
Ketiga arteri tersebut berada di spatium epidural sehingga bila terjadi ruptur akan terjadi epidural hemorrhage (terutama a. meningea media)
v  Vertebrobasilar System
Vertebrobasilar system sebenarnya merupakan bagian dari sistema anastomosa circulus arteriosus willisi. Sistem vertebrobasilar ini adalah penyuplai darah yang berasal dari kedua a. vertebralis yang menyatu membentuk a. basilaris.
# a. vertebralis
* cabang langsung dari a. subclavia dextra et sinistra
* berjalan di foramen transversus ossis vertebrales C5-C1

# a. basilaris
* berjalan di sulcus basilaris di sebelah median anterior pons
* punya beberapa cabang kecil yaitu a. cerebelli superior, a. mesencephalica, aa. pontis, a. labyrinthi (ke telinga dalam lewat MAI), dan a. cerebelli inferior anterior.
# a. spinalis anterior
* sesuai namanya, arteri ini ada di anterior medula spinalis, mandapat suplai darah dari a. vertebralis sesaat sebelum menyatu, mengalirkan darah ke bawah.

Jika ada obstruksi di salah satu a. subclavia, maka akan terjadi insufisiensi vertebrobasilar. Darah akan mengalir melewati salah satu a. vertebralis dan begitu sanpai di percabangan, darah akan terbagi 2 yaitu separuh menuju a. basilaris (menyuplai otak) dan separuhnya lagi ke a. vertebralis menuju a. subclavia (menyuplai ekstremitas atas). Karena suplai ke otak menjadi 25% saja, maka insufisiensi ini menimbulkan hipoksia cerebral. Efek pertama insufisiensi, akan diterima oleh arteri-arteri kecil terlebih dahulu seperti a. labyrinthi (telinga berdenging, tinnitus), baru diikuti oleh arteri-arteri yang lebih besar seperti a. cerebelli (terjadi disequilibrium dsb.)

                
 Nb. Kebutuhan darah di perifer = tekanan sistolik; kebutuhan darah di coroner / jantung = tekanan diastolik; kebutuhan darah di otak = MAP / mean arterial pressure = (2 diastole + sistole) / 3
v  Sinus Venosus/ Sinus Duramatris
Sinus duramatris merupakan pelebaran dan modifikasi vena yang berada di intradural yaitu ruangan potensial yang terbentuk di antara duramater pars endosteal dan pars meningeal. Sinus duramatris mendapat suplai dari 3 sumber yaitu vv. cerebri, vv. diploicae, vv. emissariae. Khusus untuk sinus sagitalis superior, juga mendapat CSF dari granulatio arachnoid. Berdasarkan jumlahnyanya, ada 2 macam sinus duramatris, yaitu :
ü Sinus duramatris tunggal
Ø Sinus sagitalis (longitudinalis) superior à di superior falx cerebri, berasal dari v. nasalis (foramen caecum)
Ø Sinus sagitalis (longitudinalis) inferior à di inferior falx cerebri, dari vena facies medial otak
Ø Sinus rectus à batas falx cerebri dan falx cerebelli (diantara kedua tentorium cerebelli), lanjutan dari v. cerebri magna (v. Galen)
Ø Sinus occipitalis à di posterior falx cerebelli, merupakan sinus terkecil, bermula dari foramen magnum, menerima darah dari vv. cerebellaris inferior
ü Sinus duramatris berpasangan
Ø Sinus transversus à di posterior tentorium cerebelli, menerima darah dari sinus rectus, sinus occipitalis & sinus sagitalis superior, berlanjut membentuk sinus sigmoid
Ø Sinus sigmoid à kelanjutan sinus transversus, menerima darah juga dari v. cerebralis inferior & v. cerebellaris, bermuara ke v. jugularis interna di foramen jugulare
Ø Sinus cavernosus à di kanan kiri sella turcica (corpus os sphenoid), merupakan sinus terbesar, menerima darah dari vv. cerebrales media & vv. opthalmica superior, sinus kanan & kiri dihubungkan oleh sinus intercavernosi
Ø Sinus petrosus superior à di sulcus perosi superior os temporal, menerima darah dari sinus cavernosus, bermuara di sinus transversus
Ø Sinus petrosus inferior à di sulcus petrosi inferior os temporal, menerima darah dari sinus cavernosus, bermuara di v. jugularis interna
Ø Sinus sphenoparietalis à di crista alae minor os sphenoid, bermuara di sinus cavernosus

Arah aliran darah dalam sinus


v  Venous Drainage
Selain sinus, dapat pula ditemukan adanya vena-vena cerebri di lapisan subarachnoid. Vena tersebut dibagi menjadi :
* vena superficial / cortical
- v. cerebri media
- v. anastomotica magna à bridginng vein à sinus sagitalis superior
- v. anastomotica parva à bridging vein à sinus transversus
* vena profunda
- v. basalis à v. cerebri interna à v. cerebri magna à sinus rectus
Distribusi drainase vena
ü  v. cerebri superior à drainase bagian superolateral otak à sinus sagitalis superior
ü  v. cerebri media superficial & inferior à drainase bagian inferior, posteroinferior, hemispher bagian profunda à sinus rectus , sinus transversus, sinus petrosus