welcome in !!


tidak ada salahnya beriseng-iseng upload hasil catatan kuliah ku yang sudah dicetak di HSC angkatan buat di upload di sini.. sebagai back up kalo ada apa2 sama dokumen ku & akan lebih bermanfaat buat temen2 lain yang butuh. dari pada cuma teronggok di dokumen saja lebih baik terekspos & bisa diakses orang kan? toh gak rugi diriku eheheeee.. viva medika !

Minggu, 23 Februari 2014

beta bloker

Praktikum Farmakologi dan Terapi
“ beta bloker ”
oleh : Yuan’s !nk

Efek obat yang bekerja pada jantung bisa dimatai dari perubahan kontraksi jantung. Kontraksi jantung sendiri bisa dinilai dari kekuatan kontraksi (chronotropic), frekuensi kontraksi (inotropic) atau keduanya. Berdasarkan efek obat pada kontraksi jantung, obat dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a.        Kardiotonik
-          bersifat chronotropic positif dan inotropic positif
-          contoh : cardiac-β-simpatomimetik (Isoprinosine, orciprenaline, noradrenaline, adrenaline)
-          special kardiotonik à digitalis à chronotropic negative, inotropic positif
b.       Kardiodepresan
-          bersifat chronotropic negative dan inotropic negative
-          contoh : quinidine, β-bloker

BETA BLOKER
·      Dulu, β-bloker dipakai sebagai first line agent untuk pasien hipertensi tapi sekarang diuretic yang dipakai sebagai first line agent dan β-bloker hanya sebagai tambahan saja. β-bloker boleh dipakai sebagai first line agent kalau ada indikasi saja seperti myocard infark dan risiko tinggi penyakit koroner. Pada diabetes dan gagal jantung,  β-bloker hanya dipakai sebagai tambahan saja.
·      Kalau β-bloker dipakai untuk pasien myocard infark, acute coronary syndrome dan stable angina kronis, risiko kardiovaskular pasien menurun. Meski kontraindikasi untuk pasien gagal jantung, β-bloker (carvedilol dan metoprolol succinate) menurunkan mortalitas pasien gagal jantung sistolik yang diterapi dengan diuretic & ACE inhibitor.
·      Ada beberapa mekanisme aksi β-bloker tapi tak satu pun yang menunjukkan hubungan konsisten pada penurunan tekanan darah pasien. Sifat inotropic dan chronotropic negative akan menurunkan cardiac output tapi ternyata tidak menurunkan tekanan darah.
·      β-bloker bekerja dengan memblok reseptor beta simpatis yang disebut β-adrenoseptor sehingga bisa juga disebut sebagai β-adrenoseptor bloker. β-adrenoseptor tersebar diseluruh tubuh dan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
-          β1-adrenoseptor
ü banyak ditemukan di jantung, ginjal, otak
ü efek stimulasi : heart rate , kontraksi jantung , pelepasan renin , tonus simpatis
ü efek blokade: kebalikannya aja
-          β2-adrenoseptor
ü banyak ditemukan di paru, liver, pancreas, otot polos arteri
ü efek stimulasi : bronkodilatasi, glikogenolisis , sekresi pancreas , vasokonstriksi
ü efek blokade: kebalikannya aja juga
·      Kerja β-bloker  yang memblok simpatis tadi, ternyata menimbulkan efek yang bervariasi. Berdasarkan farmakodinamiknya, β-bloker bisa dibagi menjadi 3 kelas :
-          selektif
ü yaitu β-bloker yang afinitas/daya ikatnya sangat kuat dengan salah satu tipe adrenoseptor sehingga lebih memilih adrenoseptor tersebut untuk diikat (jadi dah spesifik gitu. A maunya nempel di A’, B di B’ dst. pilih-pilih pokoknya). Kalo dah nempel dengan reseptornya, dia tidak akan mengganggu reseptor lainnya.
ü contoh :
§  β1-adrenoseptor spesifik : atenolol, betaxolol, bisoprolol, metoprolol, acebutolol, celiprolol, esmolol, nebivolol
§  β2-adrenoseptor spesifik : butaxamine, ICI-118,551 (hanya untuk eksperimen)
§  β3-adrenoseptor spesifik : SR 59230A (hanya untuk eksperimen)
ü lebih aman daripada β-bloker nonselektif pada pasien asma, COPD, diabetes, penyakit arterial perifer.
ü sangat bergantung dosis. Pada dosis tinggi, akan kehilangan selektivitas relatifnya pada β1-adrenoseptor dan memblok β2-adrenoseptor seefektif pemblokan β1-adrenoseptor
-          intrinsic symphatomimetic activity (ISA)
ü bekerja sebagai β-adrenoseptor agonis parsial à maksudnya kalau berikatan dengan β-adrenoseptor, β-bloker justru akan menstimulasinya tapi tidak sehebat stimulasi oleh β-agonis murni. Ya iyalah, namanya juga parsial (baca : imitasi)… hehe..
ü contoh : acebutolol, carteolol, penbutolol, pindolol, celiprolol, mepindolol, oxprenolol, labetalol
ü secara teori, agen ISA cocok dipakai pada pasien gagal jantung, sinus bradikardi, & penyakit arterial perifer
ü agen ini jarang dipakai (pada suka yg ori soalnya..)
-          membrane stabilizing agent (MSA)
ü bekerja dengan memblok channel Na (kaya obat antiaritmia kelas IA)
ü contoh : acebutolol, betaxolol, pindolol, propranolol, labetalol
PROPRANOLOL (bukan propanolol)
·      Propranolol tidak termasuk β-bloker kelas selective (berarti dia masuk β-bloker nonselektif). Akibatnya, propranolol akan bekerja pada β1-adrenoseptor sekaligus pada β2-adrenoceptor.
·      Pada β1-adrenoseptor, propranolol bekerja di :
-          jantung à heart rate , kekuatan kontaksi  à cardiac output  à tekanan darah
-          ginjal à pelepasan renin  à inhibisi RAA à vasodilatasi & resorpsi Na  à tekanan darah
-          otak à tonus simpatis turun à tekanan darah
·      Pada β2-adrenoseptor, propranolol bekerja di paru (otot popos bronkial) menyebabkan bronkokonstriksi. Pada orang normal, tidak terjadi apa-apa tapi bisa memicu serangan asma pada pasien asma.

Praktikum !!!
-        Tujuan (pasti keluar di pretes ni..) à mengamati & memahami efek β-bloker pada system CV khususnya efek pada takikardi yang diinduksi latihan/olahraga.
-        subjek à sukarelawan laki-laki usia 20-40 tahun yang sehat secara fisik & riwayat
-        syarat subjek :
a.        normotensi à tekanan darah tidak < 120/80 mmHg
b.       heart beat normal
c.        tanpa riwayat sakit jantung, liver, paru, ginjal
d.       tidak sedang mengkonsumsi obat, kopi, alcohol
e.        tidak merokok
-        alat à timbangan berat badan, stopwatch, meja Harvard step up, tensimeter, stetoskop, metronome
-        bahan à air mineral, propranolol kapsul 20 mg, kapsul placebo
-        prosedur :
a.        eksklusi subjek dengan kontraindikasi (e.g. hipersensitif)
b.       informed consent
c.        ukur tekanan darah (BP), denyut nadi (pulse), & laju nafas (RR)
d.       lakukan naik turun meja Harvard selama 4 menit
e.        ukur BP, pulse & RR segera setelah latihan (waktu ke-0)
f.         subjek istirahat 10 menit
g.        ukur BP, pulse & RR untuk menit ke-10
h.       subjek meminum obat yang diberi, lalu istirahat 40 menit
i.         ukur BP, pulse & RR untuk menit ke-50

j.         ulangi langkah d, e dan f. Catat BP, pulse & RR menit ke-55 dan ke 70

fin Fri, Dec 10, 2010 at 9:22 PM 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar