Catatan
Kuliah
“ Pathophysiology &
Differential Diagnoses of Headache ”
dr.
Yudiyanta, Sp.S
Oleh :
yuan’s !nk
Bismillah…
Headache / sakit kepala adalah perasaan nyeri pada kepala
baik berdenyut, seperti terikat, dull, tender maupun terbakar dengan intensitas
mild moderat ataupun severe. Secara epidemiologi, >90% dewasa pernah
merasahkan headache dengan 76% wanita dan 57% pria setidaknya mengalaminya 1
kali dalam 1 bulan. Headache rekuren terjadio pada 25% dewasa dengan 4% nya
mengalami headache setiap hari.
Evaluasi headache diawali dengan penggalian riwayat meliputi
karakteristik, gangguan fungsional, riwayat pengobatan sebelumnya, riwayat
keluarga, pengobatan sebelum dan sekarang, riwayat psikososial dan review
system. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis.
Tidak ada tes yang menjadi gold standar atau marker biologis headache sehingga
kunci diagnosis headache adalah melalui penggalian riwayat yang baik, efektif
dan efisien.
Klasifikasi dan kriteria diagnosis headache dikeluarkan oleh
International Headache Society (IHS) tahun 2004 dalam wujud ICHD-2 (The
International Classification of Headache Disorders 2nd edition). Berdasarkan
guidelaine ini, headache dibagi menjadi :
Ø Headache primer
Headache primer merupakan headache yang tidak diasosiasikan
dengan patologi atau kelainan lain yang menyebabkannya. Headache ini masih
dibagi berdasarkan profil gejalanya menjadi :
v Migraine
Migraine adalah headache primer yang sering menyebabkan
disabilitas. Menurut WHO, migraine adalah penyakit ke-19 yang menyebabkan
disabilitas. Migraine dibagi menjadi 2 subtipe yaitu:
·
Migraine tanpa aura
Nama lain : common migraine/hemicrania simplex
Kriteria diagnosis :
A.
Minimal 5 serangan memenuhi
syarat criteria B-D
B.
Serangan headache
berlangsung 4-72 jam (tidak diterapi atau gagal diterapi)
C.
Headache dengan minimal 2
karakteristik berikut .
1. Lokasi unilateral,
2. Kualitas pulsating,
3. Intensitas moderate atau severe,
4. Memberat dengan atau menyebabkan menghindari aktivitas
fisik (e.g. berjalan, naik tangga)
D.
Selama headache minimal ada
1 tanda berikut.
1. Nausea dan/atau vomiting,
2. Photophobia dan phonophobia
E.
Tidak masuk kategori lain..
·
Migraine dengan aura
Nama lain : opthalmoplegic migraine/ classic migraine/ hemiparesthetic
migrain/ hemiplegic atau aphasic
migraine/ migraine accompagnee/ complicated migraine
Deskripsi : kelainan rekuren yang termanifestasi berupa
serangan gejala neurologis fokal reversible yang biasanya muncul gradual 5-20
menit dan berlangsung <60 menit.
Criteria diagnosis :
A.
Minimal 2 serangan memenuhi
criteria B
B.
Migraine aura memenuhi
criteria :
ü Aura berupa 1 dari berikut (bukan kelemahan otot)
·
Gejala visual yang fully
reversible à bentuk positif (kerlip cahaya. bintik, garis) atau bentuk
negative (loss of vision)
·
Gejala sensoris yang fully
reversible à bentuk positif (rasa tertusuk jarum) atau bentuk negative
(kebas)
·
Gangguan bicara disfasik
yang fully reversible
ü Minimal 2 dari berikut
·
Gejala visual homonym
dan/atau gejala sensoris unilateral
·
Minimal 2 gejala aura
muncul gradual >5menit
·
Berlangsung > 5 menit
dan <60 menit
C.
Tidak masuk kategori lain
Sub sub type :
a)
Typical aura dengan
migraine headache
b)
Typical aura dengan
non-migrain headache
c)
Typical aura tanpa headache
d)
Familial hemiplegic
migraine (FHM)
e)
Hemiplgic migraine sporadic
f)
Migraine tipe basilar
·
Sindrom periodik anak yang biasa menjadi precursor migraine
a) Cyclical vomiting
Serangan vomit dan nausea episodic rekuren (stereotipikal
pada pasien individual) berlangsung dari 1 jam sampai 5 hari berhubungan dengan
pucat dan letargi dengan resolusi lengkap antara 2 serangan. Untuk diagnosis
dibutuhkan 5 serangan dengan masing-masing serangan minimal ada 4 kali
muntah/jam.
b) Abdominal migraine
Kelainan idiopatik rekuren pada anak yang bercirikan nyeri
midline abdomen (periumbilikal atau susah dilokalisasi) episodik yang
termanifestasi selama 1-72 jam (tidak diterapi atau gagal diterapi) dengan
kondisi normal antara 2 serangan. Nyeri berintensitas moderat sampai severe dengan
kualitas dull atau hanya “sore” berhubungan dengan gejala vasomotor, nausea, vomiting,anorexia
dan pallor. Untuk diagnosis dibutuhkan serangan 5 kali.
c) Benign paroxysmal vertigo
anak
Kelainan heterogen bercirikan serangan rekuren singkat
vertigo tanpa peringatan dan mereda spontan dalam menit atau jam. Diagnosis
butuh 5 serangan dengan pemeriksaan neurologis dan fungsi audiometric &
vestibular normal diantara 2 serangan. EEG juga normal.
·
Retinal migraine
Criteria diagnosis :
A.
Minimal 2 serangan memenuhi
criteria B dan C
B.
Fenomena visual monookular
yang fully reversible baik positif maupun negative (e.g. scintillasi, scotoma,
blindness) melalui pemeriksaan atau laporan pasien
C.
Timbul migraine tanpa aura
selama serangan atau mengikuti dalam 60 menit
D.
Pemeriksaan opthalmologis
normal diantara 2 serangan
·
Komplikasi migraine
a) Chronic migraine
Migraine tanpa aura terjadi >15 hari selama >3 bulan
tanpa overuse medikasi.
b) Status migranosus
Migraine tanpa aura yang berlangsung >72 jam dengan
intensitas severe
c) Persisten aura tanpa
infarction
Migraine tanpa aura dengan gejala aura >1 minggu tanpa
bukti infark secara radiologis
d) Migranous infarction
Migraine dengan aura <60 menit berhubungan dengan lesi
iskemik otak dibuktikan dengan neuroimaging.
e) Migrain-triggered seizure
Seizure terjadi <1 jam setelah oleh migraine dengan aura
·
Probable migraine / migranous disorder
Serangan headache tidak memenuhi salah satu criteria
diagnosis migraine
Migraine bukan indikasi untuk dilakukan neuroimaging. Teori
munculnya migraine ada macam-macam tapi mekanispe pastinya masih unknown.
-
Teori Neurovaskuler
Pada keadaan tertentu misalanya Stress, terjadi
hiperaktivitas saraf adrenergik, yang melepaskan NA dan 5HT berlebihan dengan
daya vasokontriksi kuat. Akibatnya terjadi kekurangan penyaluran darah di otak
dan timbul hipoksia. Hipoksia ini menyebabkan fase prodromal dan aura, juga
mendorong sel-sel otak untuk mensekresi neurokinin. Zat-zat mediator ini
mengakibatkan vasodilatasi dari arteri extracranial, antara lain arteri leher.
Oleh karena itu penyaluran darah ke otak bertambah dan terjadilah udema.
Membran dari sel-sel dengan hipoksia menjadi lebih permeabel bagi ion-ion
kalsium, yang kemudian menginvasi sel-sel itu dengan menimbulkan vasospasme.
-
Teori Agregasi Trombosit.
Semua serotonin dalam darah diangkut oleh trombosit,
bergumpal dibawah pengaruh induktor seperti adrenalin(stress) dan tiramin
(keju) pada orang-orang yang peka. Pada proses agregasi ini, serotonin
dilepaskan kedalam darah yang membuat trombosit lain lebih peka terhadap
induktor tersebut. Dengan demikian, pada migrain proses agregasi mempercepat
diri dan berlangsung lebih cepat daripada keadaan normal. Oleh karena itu, pada
permulaan serangan kadar serotonin (dan NA) dalam darah naik sedikit, tetapi
kemudian menurun, sedangkan dalam urin kadar metabolitnya (5HIAA) meningkat.
Serotonin menimbulkan vasodilasi atau konstriksi, tergantung dari tipe reseptor
5HT yang berada di pembuluh tertentu.
-
Teori Spreading Depression untuk Migrain Klasik
Pada tahun 1955 dilakukan dengan injeksi Xenon-133
radioaktif di arteri leher penderita migrain klasik pada permulaan serangan
dengan menggunakan alat tomografi canggih untuk membentuk gambar potongan
bagian tubuh (PET=Positron Emission Tomography). Penelitian ini menunjukan
bahwa semula terdapat kekurangan penyaluran darah dibagian belakang kepala.
Hipoperfusi ini berangsur-angsur menjalar ke bagian depan kepala selama fase
aura dan jauh sampai fase nyeri kepala. Penelitian ini menunjukkan bahwa
migrain klasik mungkin sekali disebabkan oleh suatu “cortical spreading
depression“, yaitu suatu gelombang depolarisasi dari neuron dan sel-sel glia
yang berangsur-angsur meluas keseluruh permukaan cortex.
Aktivasi antidromik pada nervus trigeminal (terutama NC V1)
menyebabkan dilepaskannya neurotransmitter substansi P, neurokinin A (NKA) dan
calcitonin gene related peptide (CGRP) beserta serotonin, glutamate,
prostaglansin serta sitokin inflamasi yang berikatan dengan reseptor di vasa
darah menyebabkan vasodilatasi. Hal ini mengakibatkan ekastravasasi plasma
protein dan inflamasi. Hal ini mereaktivasi NC V yang kemudian di relay ke
nucleus trigeminal, lalu ke thalamus dan cortex. Sensitisasi perifer
menimbulkan nyeri berdenyut karena denyutan arteri dan meningkat dengan
aktivitas. Sensitisasi central menimbulkan nyeri resisten terhadap terapi.
v Tension-type headache (TTH)
Nama lain : tension headache, muscle contraction headache,
psychomyogenic headache, stress headache, ordinary headache, essential
headache, idiopathic headache, psychogenic headache
Criteria diagnosis
A.
Minimal 10 episode terjadi
dengan frekuensi tergantung sub sub-tipe masing-masing dan memenuhi criteria
B-D
B.
Headacheberlangsung dari 30
menit sampai 7 hari
C.
Headache dengan 2 ciri berikut
:
1.
Lokasi bilateral
2.
Kualitasnya
pressing/thinghting (non-pulsating)
3.
Intensitas tergantung
sub-subtipe
4.
Tidak diperparah oleh
aktivitas fisik rutin seperti jalan atau naik tangga
D.
Ada 2 ciri berikut
1.
Tidak ada nausea atau
vomiting (bisa ada anorexia)
2.
Tidak >1 photophobia
atau phonophobia
Ada 2 sub-subtipe yaitu yang diperberat dengan manual
palpasi pericranial & yang tidak. Berikut ini klasifikasi dari TTH. Setiap
macam ini harus memenuhi criteria diagnosis TTH diatas dulu kecuali keterangan
yang disampaikan di bawahnya.
ü Infrequent episodic
tension-type headache
·
Setiap episode terjadi <
1 hari/bulan rata-rata (<12 hari/tahun)
·
Intensitas moderat sampai
severe
ü Frequent episodic
tension-type headache
·
Setiap episode terjadi >1
tapi <15 hari/bulan selama minimal 3 bulan (>12 dan <180
hari/tahun)
·
Intensitas mild sampai
moderate
ü Chronic tension-type
headache
·
Setiap episode terjadi >15
hari/bulan selama minimal 3 bulan (>180 hari/tahun)
·
Intensitas mild sampai
moderat
·
Berlangsung dalam beberapa
jam atau bisa berlanjut
ü Probable tension-type
headache
·
Memenuhi criteria tension
type headache tapi kurang salah satu ciri wajibnya
v Cluster headache and other
trigeminal autonomic cephalalgia
Nama lain: hemicranias continua, cilliary neuralgia,
erythro-melalgia of the head, erythroprosopalgia of Bing, hemicranias
angioparalitica, hemicranias neuralgiformis chronica, histaminic cephalalgia,
Harton’s headache, Harris-Harton’s headache, petrosal neuralgia (of Gardner),
migranous neuralgia (of Harris).
Criteria diagnosis
A.
Headache berlangsung
minimal 5 serangan memenuhi criteria B-D
B.
Nyeri orbital, supraorbital
dan atau temporal yang severe atau very severe berlangsung 15-180 menit tanpa
terapi
C.
Ada minimal 1 tanda
berikut:
1.
Injeksi konjungtiva
ipsilateral dan atau lakrimasi
2.
Kongesti nasal ipsilateral
dan atau rhinorrhea
3.
Edema kelopak mata
ipsilateral
4.
Keringat facial & dahi
ipsilateral
5.
Miosis dan atau ptosis
ipsilateral
6.
Rasa restlessness atau
agitasi
D.
Serangan berfrekuensi dari
1 perhari sampai 8 kali/hari
Disebut episodic kalau minimal periode antara 2 headache
berlangsung dalam 7-365 hari dan ada periode remisi bebas nyeri antara serangan
>1 bulan. Kalau rekurensi
>1 tahun tanpa periode remisi atau periode remisi <1 bulan maka disebut
kronis.
Paroxysmal hemicranias
Criteria diagnosis
A.
Minimal 10 serangan
memenuhi criteria B-D
B.
Serangan nyeri severe
unilateral orbital. supraorbital atau temporal berlangsung 2-30 menit
C.
Headache disertai minimal 1
tanda berikut :
1.
Injeksi konjungtiva
ipsilateral dan atau lakrimasi
2.
Kongesti nasal ipsilateral
dan atau rhinorrhea
3.
Edema kelopak mata
ipsilateral
4.
Keringat facial & dahi
ipsilateral
5.
Miosis dan atau ptosis
ipsilateral
D.
Serangan berfrekuensi >5
kali/hari selama lebih dari separuh waktu dengan bisa ada periode frekuensi
rendah
E.
Serangan bisa dicegah
dengan terapi indomethacin
Short-lasting Unilateral
Neuralgiform headache attack with Conjunctival injection and Tearing (SUNCT)
Criteria diagnosis
A.
Minimal 20 serangan
memenuhi criteria B-D
B.
Serangan nyeri pulsating
atau stabbing yang unilateral orbital, supraorbital atau temporal berlangsung
5-240 detik
C.
Nyeri disertai injeksi
konjungtiva ipsilateral dan lakrimasi
D.
Serangan dengan frekuensi
dari 3-200 kali/hari
Probable Trigeminal
Autonomic Cephalalgia
Criteria diagnosis
Serangan memenuhi semua criteria diagnosis tapi kurang salah
satu criteria pentingnya tergantung sub-subtipe masing-masing.
v Other primary headache
·
Primary stabbing headache
·
Primary cough headache
·
Primary exertional headache
·
Primary headache associated
with sexual activity (preorgasmic & orgasmic headache)
·
Hypnic headache
·
Primary thunderclap
headache
·
Hemicranias continua
·
New daily persistent
headache (NDPH)
Untuk yang other ini Cuma sedikit kasusnya jadigak usah
dibahas aja ya.
Ø Headache sekunder
Headache sekunder merupakan headache yang timbul berhubungan
dengan adanya patologi penyakit lain dan ada sebagai gejala sekunder. Red flag (perlu
perhatian lebih) pada headache sekunder di berikan kepada pasien hedache baru
atau berbeda lebih dari 50 tahun, headache memburuk, onset tidak jelas dan
berat (thunderclap), subakut-progresif dalam sebulan, ada tanda neurologis
abnormal, berubah dengan perubahan postur, headache valsava, seizure, dan
adanya gejala penyakit sistemik (demam, riwayat HIV, kanker). Klasifikasi
headache sekunder didasarkan pada penyebabnya.
Criteria diagnosis
A.
Headache dengan 1 atau
lebih karakter berikut dan memenuhi criteria C dan D
B.
Kelainan lain penyebab
headache telah diketahui
C.
Headache terjadi dekat
dengan kelainan lain dan ada hubungan kausalnya
D.
Headache berkurang dalam 3
bulan setelah terapi sukses atau remisi
spontan kelainan penyebabnya
Prosentase headache sekunder tidah sebanyak headache perimer
jadi aku sebutkan sub-sub tipenya saja ya.
Ni sub sub tipenya (yang dikurung itu klasifikasinya lagi)
·
Headache karena trauma kepala dan leher (posttraumatic
headache akut & kronis, whiplash injury, traumatic intracranial hematom,
post craniotomy)
·
Headache karena kelainan vascular cranial atau cervical
(iskemik stroke/TIA, nontraumatic intracranial hemorrhage, malformasi vascular
unruptur, arteritis, nyeri arteri carotis/vertebral, thrombosis vena)
·
Headache karena kelainan intracranial non vascular
(tekanan CSF tinggi/rendah, inflamasi non infeksi, neoplasma intracranial,
injeksi intratechal, epileptic seizure, chiari malformation)
·
Headache karena substansi atau withdrawalnya (acute
substance use, medication overuse, advers event dari medikasi kronis,
withdrawal substansi)
·
Headache karena infeksi (infeksi intracranial, infeksi
sistemik, HIV/AIDS, post infeksi)
·
Headache karena gangguan homoeostasis (hipoksia,
hipercapnea, dialysis, hipertensi arteri, hipotiroid, puasa, cardiac
cephalalgia)
·
Headache atau nyeri facial
karena kelainan cranium, leher, mata,
telinga, sinus, hidung, gigi, mulut atau struktur cranial lainnya (disorser
tulang cranial, mata, telinga. Rhinosinus, gigi rahang, TMJ)
·
Headache karena kelainan psikiatrik (somatisasi, psikotik)
Diferential
diagnosis headache !!
-
Subarachnoid hemorrhage
-
Shunt failure à
shunt ventriculo-peritoneal (tx hidrocephalus) gagal berfungsi
-
Tumor/massa/hematom
subdural à peningkatan tekanan intracranial à
trias : headache progresif, vomit projektil, papiledema (blur vision)
-
Keracunan karbon monoksida
-
Mountain sickness à
karena perubahan gravitasi, tekanan udara & saturasi oksigen
-
Arteritis temporal à
inflamasi arteri temporal
-
Glaucoma/sinusitis
-
Cervical sprain à
peregangan berlebih
-
Meningitis
bacterial/encephalitis à infeksi
-
Headache anoxia/anemia à
kekurangan oksigen di otak
-
Krisis hipertensi à
hipertensi terkontrol dengan obat yang tiba-tiba berubah menjadi tidak bisa
terkontrol à emergency
Indikasi
imaging !!
·
Ada danger sign
·
Headache non-akut dan
unexplained/temuan abnormal pemeriksaan neurologis
·
Pasien dengan :
-
Gejala meningkat atau
resisten terapi
-
Perubahan ciri/pola
headache
-
Riwayat keluarga adanya
lesi intracranial
Alhamdulillah…
Fin 11 05 05 20 38
mantap, makasih infonya pak,
BalasHapus