Praktikum
Anatomi Sesi 4 Blok 2.6 Elderly
“ brain vascularisation and
ventricular system;
integrated and sense organs “
yuan’s !nk
PART 1
PART 1
SCALP
Scalp /
kulit kepala terdiri atas 5 lapisan yaitu sesuai dengan namanya :
- Skin (kulit)
- Connective tissue (jaringan ikat)
- Aponeurosis / galea fibrosa
- Loose connective tissue (jaringan
ikat longgar) à membentuk ruangan potensial :
spatium subgaleal
- Periosteum (duramater pars
endostealis)
Dari kelima
lapisan tersebut, lapisan Loose
connective tissue lah yang merupakan danger area. Jika terjadi infeksi kulit
kepala, maka infeksi tersebut akan menyebar di loose connective tissue tersebut
lalu reaksi inflamasi tertampung di daerah orbita manjadikan black eye. Jika infeksi manjalar ke
intracranial, yang terjadi adalah meningitis / encephalitis.
MENINGES
Meninges
adalah jaringan ikat pembungkus otak & medula spinalis. Meninges terdiri
atas 3 lapisan yaitu :
- Duramater
/ pachymeninx
Duramater adalah lapisan meninges
terluar yang padat, keras, tidak elastis yang terdiri atas :
* lamina endostealis à jaringan ikat fibrosa cranium;
hanya ada di cranium saja à jadi medula spinalis tidak punya lapisan ini.
* lamina periostealis à lapisan ini melipat membentuk duplikatura di
beberapa tempat yaitu :
ü Falx
cerebri
Falx
cerebri ada di linea mediana di antara kedua hemispherium cerebri.
Batas:
inferior àcorpus callosum (dilewati sinus
sagitalis inferior)
superior à cranium, di linea mediana sampai
protuberentia occipitalis interna (dilewati sinus sagitalis superior)
anterior à crista galli os ethmoid
posterior à lanjut jadi falx cerebelli
(dilewati sinus rectus)
ü Tentorium cerebelli
Tentorium
cerebelli menjadi atap fossa cranii posterior yang memisahkan cerebrum dengan
cerebellum. Semakin ke lateral, tentorium menempel miring ke arah caudal.
Batas : anterior / rostral à bebas, membatasi incisura
tentorii (dilewati pedunculus cerebri), lanjut nempel di processus clinoideus ossis
sphenoidalis
posterior à linea transversa os occcipital
(dilewati sinus transversus)
medial à falx cerebri (dilewati sinus
rectus)
lateral à sulcus superior pars petrosa os
temporal (dilewati sinus petrosus superior)
ü Falx cerebelli
Falx
cerebelli adalah kelanjutan falx cerebri yang berbentuk segitiga di incisura
cerebellaris superior (celah diantara kedua hemispherium cerebelli)
Batas
: anterior à vermis cerebelli
posterior à crista occipitalis interne
(dilewati sinus occipitalis)
superior à posteroinferior tentorium
cerebelli (dilewati sinus rectus)
inferior à gak ada, kan bentuknya segitiga
ü Diafragma sellae
Diafragma
selle adalah lembaran kecil yang menjadi atap selae turcica. ia punya lubang
sebagai tempat jalannya infundibulum/tangkai hypophysis
Duramater diinervasi oleh NC V (nervus trigeminus), NC X (nervus
vagus) dan serabut saraf simpatis.
* n. etmoidalis (cabang NC V(1)/n.opthalmicus) à falx cerebri + fossa cranii
anterior
* r. recurrens tentorii (cabang NC V(1)) à tentorium cerebelli + falx
cerebri bagian posterior
* cabang NC V(2) (n. maxillaris) dan NC V(3) (n.
mandibularis) à fossa cranii media
* serabut saraf simpatis (bersama a. meningea media) à duramater, bukan vasa otak
* rr. recurrentes n. spinalis à duramater medulla spinalis
- Arachnoid
/ arachnoidmater
Arachnoid membungkus otak dengan agak longgar. Ia cenderung
mengikuti duramater yang tidak masuk ke sulcus/fissura. Ia hanya masuk pada
fissura longitudinalis saja. Arachnoid tersusun atas juluran-juluran halus ke
arah piamater membentuk bangunan seperti sarang laba-laba yang disebut trabeculae. Arachnoid juga punya bantak
tonjolan yang menginvaginasi ke duramater membentuk granulatio arachnoid / villus arachnoidales / corpus Pacchioni
terutama di daerah sinus sagitalis. Granulatio ini berfungsi sebagai klep 1
arah yang mengalirkan cerebrospinal fluid (CSF) ke sinus venosus.
- Piamater
Piamater meripakan lapisan meninges yang melekat erat pada otak
yang mengikuti alur otak membentuk gyrus & sulcus. ia punya vasa kecil yang
memberi nutrisi ke lapisan otak dibawahnya. Gabungan piamater dan arachnoid
disebut leptomeninges.
Karena
tersusun atas lapisan-lapisan, maka akan terbentuk ruangan-ruangan potensial
maupun fungsional pada meninges yaitu :
- Spatium
epidural / extradural
Ruangan ini terletak di sebelah
luar duramater dan sebenarnya hanya merupakan ruangan potensial saja yang dalam
kondisi fisiologis tidak ada tapi bisa terwujud dalam kondisi patologis. Di
dalam spatium ini terdapat beberapa vasa darah seperti a. meningea media (lewat titik pternion di kening). Rupturnya
arteri ini dapat menyebabkan terjadinya epidural
hemorrhage. Karena duramater bersifat tidak elastis dan melekat erat pada
cranium, maka darah pada hemorrhage akan tertampung membentuk kantung darah
yang disebut epidural hematoma. Pada
gambaran radiologis, kantung darah ini akan tampak biconvex. Kantung darah ini
akan menekan otak dan termanifestasikan dengan adanya lucid interval yaitu adanya periode sadar diantara 2 periode tidak
sadar. Periode tidak sadar pertama terjadi akibat rasa kaget dan trauma yang
terjadi. Selanjutnya ada fase sadar yang bisa berlangsung dalam satuan menit
atau jam. Dalam fase ini bisa dilakukan anamnesis dengan baik seolah-olah tidak
ada trauma serius. Lama-lama korban akan mengalami penurunan kesadaran dengan
merasa mengantuk dst (compos mentis à somnolen à stupor à coma) sampai terjadi fase tak
sadar kedua.
(eh,
eh, ada yang pretes pake gambar diatas kan? Hehe…)
Penekanan otak yang
berkelanjutan, dapat menyebabkan herniasi cerebral / obliterasi cisterna yaitu
pergeseran sebagian otak yang mendesak bagian otak lainnya. Herniasi dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu :
vHernia
supratentorii
ü Hernia
uncal
Hernia uncal adalah pergeseran
uncus melewati tentorium menekan truncus cerebri. Hernia ini cukup sering sebab
di sisi medial uncus terdapat space yang cukup kosong. Herniasi uncus juga menekan
NC III (n. occulomotor) yang kenampakan klinisnya adalah dilatasi pupil (refleks pupil negatif). Selain itu, bola mata juga tampak inferolateral
sebab semua otot bola mata diinervasi oleh NC III selain m.rectus superior (NC
VI) dan m. superior oblique (NC IV). Penekanan pada a. cerebri posterior
ipsilateral akan meyebabkan iskemi cortex visual primer ipsilateral dan defisit
visual field contralateral (contralateral
homonymous hemianopia). Manifestasi lain adalah adanya tanda lokalisasi
stimulasi yang salah (Kernohan’s notch)
jika crus cerebri (telinga mickey mouse) contralateral ikut tertekan sebab
berisi tractus corticospinal dan corticobulbar. Bisa juga terjadi hemiparesis ipsilateral. Penekanan yang
ektensif bisa menyebabkan robekan vasa darah dan perdarahan (Duret hemorrhages) di mesencephalon dan
pons. Tekanan pada mesencephalon menyebabkan postur tubuh decorticated (seperti gambar di bawah), depresi pusat respirasi dan
kematian. Hernnia ini bisa berlanjut menjadi hernia central.
ü Hernia
central / transtentorial
Hernia central adalah pergeseran
ke atas (ascending) atau ke bawah (descending) diencephalon dan lobus temporal
otak melewati inchisura tentorii. Yang lebih banyak terjadi adalah hernia
descending dengan obliterasi cisterna suprasellar yang bisa meregangkan
cabang-cabang a. basilaris menyebabkan Duret
hemorrhage. Bisa juga terjadi intracranial
hypotension syndrome. Hernia ascending disertai dengan obliterasi cisterna
quadrigemina.
ü Hernia
cingulate / subfalcine
Hernia cingulate adalah
pergeseran gyrus cinguli pada lobus frontal melewati bagian bawah falx cerebri.
Pergeseran ini biasanya hanya menekan a. cerebri anterior dan bisa berkembang
menjadi hernia central. Gejala yang muncul tidak spesifik, bisa berupa postur
abnormal dan koma. Hernia ini dianggap menjadi prekursor hernia tipe lain.
ü Hernia
transcalvarial / external
Hernia transcalvarial ditandai
dengan penekanan otak melewari calvaria cranii yang mengalami fraktur atau
bekas operasi (craniectomy)
vHernia
infratentorii
ü Hernia
upward / upward cerebellar / upward transtentorial
Hernia upward terjadi jika
cerebellum tergeser ke atas melewati tentorium sehingga mesencephalon tertekan
oleh inchisura tentorii dan bergeser ke bawah.
ü Hernia
tonsilar / downward cerebellar / conning
Hernia tonsilar ditandai dengan
tonsila cerebelli yang bergeser ke bawah melewati foramen magnum sehingga
menekan truncus cerebri bawah dan medulla spinalis atas sehingga bisa terjadi
disfungsi kontrol respirasi dan fungsi jantung. Hernia ini juga disebut Chiari Malformation (CM) atau Arnold Chiari Malformation (ACM). Nama
lainnya lagi adalah ektopi cerebellar (minimal 5 mm cerebellum melewati foramen
magnum).
- Spatium
intradural à celah diantara duramater lamina
endostealis dan meningealis; berisi sinus duramatris (dibahas di bagian
vaskularisasi)
- Spatium
subdural
Ruangan ini berada diantara
duramater dan arachnoid yang sebenarnya juga merupakan ruangan potensial saja.
Kondisi patologis yang membentuk ruangan ini bisa berupa subdural hemorrhage. Hemorrahge ini terjadi akibat ruptur pada bridging vein. Secara anatomis,
bridging vein adalah vena yang menyeberang dari dalam parenkim otak menuju
sinus duramatris menembus lapisan meninges. Pada saat trauma terjadi, cranium
& duramater akan bergerak secara tidak sinkron dengan gerakan otak &
arachnoid sebab ada shock absorber yaitu CSF. Karena ketidaksinkronan gerak
ini, maka bridging vein akan terkoyak dan terjadilah subdural hemorrhage. Pada
hemorrhage ini, darah akan tersebar pada spatium sebab pada dasarnya arachnoid
& duramater memang tidak melekat erat. Dengan begitu, pada gambaran
radiologis akan tampak gambaran darah berbentuk semilunar mengikuti bentuk
kepala. Karena darah terdistribusi merata di spatium, tidak ada penekanan otak
pada awalnya. Gejala baru muncul setelah kira-kira 2 minggu setelah darah terkumpul
banyak dan mulai menekan otak (ada space occupying time).
- Spatium
subarachnoid
Spatium ini berada di antara arachnoid dan piamater. Ruangan ini
merupakan ruangan fungsional yang secara fisiologis ada dan berisi
cerebrospinal fluid (CSF). Spatium subarachnoid membentuk pelebaran di beberapa
tempat yang disebut cisterna.
* cisterna pontis (pontocerebellar) à di depan pons
* cisterna chiasmatica à di bawah chiasma opticum
* cisterna interpeduncularis / basalis à di atas pons, di antara telinga
mickey mouse
* cisterna ambiens à di kanan kiri pons
* cisterna cerebellomedularis / magna à di bawak cerebellum
* cisterna quadrigemina à di belakang colliculus
Di spatium ini, dapat ditemui banyak arteri dan vena cerebri (circulus
wilisi dll, dibahas di bagian vaskularisasi). Rupturnya vasa darah tersebut
bisa menyebabkan subarachnoid hemorrhage.
Ruptur vasa darah ini sering terjadi terutama pada kasus aneurisma berry yaitu pelebaran vasa darah lokal berbentuk kantong
akibat melemahnya tunica muscularis vasa.
BRAIN VASCULARISATION
v Arterial
Supply & Distribution to Brain
Sumber utama suplai darah ke otak
didapat dari arteri carotis interna dan arteri vertebralis.
-
a. carotis interna à masuk cranium melewati canalis caroticus à jalur membelok (sehingga mudah
terjadi aneurisma) àbercabang membentuk :
ü a. opthalmica à memiliki cabang yaitu a.
lenticulostriata media (ke globus pallidus & putamen)
ü a. cerebri media à bercabang membentuk a.
choroidalis anterior (ke plexus choroideus di ventriculus tertius) dan a.
lenticulostriata lateral / Charcot
artery (ke nucleus caudatus)
-
a. vertebralis à naik lewat foramen transversus C5-C1
Kedua arteri tersebut menyalurkan darah ke dalam sistem anastomosis
yang disebut circulus arteriosus
willisi. Sistem anastomosis ini berada si spatium subarachnoid sehingga
bila ada ruptur, maka terjadilah subarachnoid
hemorrhage.
Dari sistem circulus srteriosus willisi tersebut, akan keluar 3
arteri besar yaitu :
-
a. cerebri
anterior à cabang dari a. carotis interna
yang menjulur ke depan, arteri kanan dan kiri dihubungkan oleh a. communicans
anterior, sebelum hubungan dinamakan pars precommunicans dan sesudahnya disebut
pars postcommunicans.
-
a. cerebri
media à kelanjutan langsung dari a.
carotis interna, bercabang membentuk a. lenticularis (ke globus palidus), a.
lenticulo optica (ke thalamus opticus), a. lenticulostriata (ke nucleus
caudatus)
-
a. cerebri
posterior àmerupakan percabangan dari a.
basilaris, terhubung dengan a. carotis interna oleh a. communicans posterior.
Distribusi suplai darah arteri ke
otak
v Arteri cerebri anterior
è Lobus frontal (dari fissura
longitudainal – sulcus frontalis superior)
è Lobus parietal (dari fissura
longitudinal – sulcus interparietalis)
è Batas posterior : sulcus
parietooccipital
v Arteri cerebri media
è Lobus frontal (dari sulcus
frontalis superior – sulcus lateralis)
è Lobus parietal (dari sulcus
frontalis superior – sulcus lateralis)
è Lobus temporal (dari sulcus
lateralis – sulcus temporalis media)
è Aspek medial polus temporal
v Arteri cerebri posterior
è Lobus occipital (semuanya)
è Lobus temporal (sulcus temporalis
media – facies inferior)
è Lobus temporal (facies medial)
è Lobus parietal (facies medial)
(biru : a. cerebri anterior; pink
: a. cerebri media; kuning : a. cerebri posterior)
v Arterial
Supply & Distribution to Meninges
Suplai darah meninges diampu oleh
3 arteri meningealis yaitu:
v Arteri meningea anterior à lewat foramen ethmoidalis
anterior
v Arteri meningea media à lewat foramen spinosum
v Arteri meningea posterior à lewat foramen jugulare
Ketiga arteri tersebut berada di spatium epidural sehingga bila
terjadi ruptur akan terjadi epidural hemorrhage (terutama a. meningea media)
v Vertebrobasilar
System
Vertebrobasilar system sebenarnya
merupakan bagian dari sistema anastomosa circulus arteriosus willisi. Sistem
vertebrobasilar ini adalah penyuplai darah yang berasal dari kedua a.
vertebralis yang menyatu membentuk a. basilaris.
# a. vertebralis
* cabang langsung dari a.
subclavia dextra et sinistra
* berjalan di foramen transversus
ossis vertebrales C5-C1
# a. basilaris
* berjalan di sulcus basilaris di
sebelah median anterior pons
* punya beberapa cabang kecil
yaitu a. cerebelli superior, a. mesencephalica, aa. pontis, a. labyrinthi (ke
telinga dalam lewat MAI), dan a. cerebelli inferior anterior.
# a. spinalis anterior
* sesuai namanya, arteri ini ada di anterior medula spinalis,
mandapat suplai darah dari a. vertebralis sesaat sebelum menyatu, mengalirkan
darah ke bawah.
Jika ada obstruksi di salah satu a. subclavia, maka akan terjadi insufisiensi vertebrobasilar. Darah
akan mengalir melewati salah satu a. vertebralis dan begitu sanpai di
percabangan, darah akan terbagi 2 yaitu separuh menuju a. basilaris (menyuplai
otak) dan separuhnya lagi ke a. vertebralis menuju a. subclavia (menyuplai
ekstremitas atas). Karena suplai ke otak menjadi 25% saja, maka insufisiensi
ini menimbulkan hipoksia cerebral. Efek pertama insufisiensi, akan diterima
oleh arteri-arteri kecil terlebih dahulu seperti a. labyrinthi (telinga berdenging, tinnitus), baru diikuti oleh arteri-arteri yang lebih besar seperti
a. cerebelli (terjadi disequilibrium
dsb.)
Nb. Kebutuhan darah di perifer = tekanan sistolik; kebutuhan darah
di coroner / jantung = tekanan diastolik; kebutuhan darah di otak = MAP / mean
arterial pressure = (2 diastole + sistole) / 3
v Sinus
Venosus/ Sinus Duramatris
Sinus duramatris merupakan pelebaran dan modifikasi vena yang
berada di intradural yaitu ruangan potensial yang terbentuk di antara duramater
pars endosteal dan pars meningeal. Sinus duramatris mendapat suplai dari 3
sumber yaitu vv. cerebri, vv. diploicae, vv. emissariae. Khusus untuk sinus
sagitalis superior, juga mendapat CSF dari granulatio arachnoid. Berdasarkan
jumlahnyanya, ada 2 macam sinus duramatris, yaitu :
ü Sinus duramatris tunggal
Ø Sinus sagitalis (longitudinalis)
superior à di superior falx cerebri,
berasal dari v. nasalis (foramen caecum)
Ø Sinus sagitalis (longitudinalis)
inferior à di inferior falx cerebri, dari
vena facies medial otak
Ø Sinus rectus à batas falx cerebri dan falx
cerebelli (diantara kedua tentorium cerebelli), lanjutan dari v. cerebri magna
(v. Galen)
Ø Sinus occipitalis à di posterior falx cerebelli,
merupakan sinus terkecil, bermula dari foramen magnum, menerima darah dari vv.
cerebellaris inferior
ü Sinus duramatris berpasangan
Ø Sinus transversus à di posterior tentorium cerebelli,
menerima darah dari sinus rectus, sinus occipitalis & sinus sagitalis
superior, berlanjut membentuk sinus sigmoid
Ø Sinus sigmoid à kelanjutan sinus transversus,
menerima darah juga dari v. cerebralis inferior & v. cerebellaris, bermuara
ke v. jugularis interna di foramen jugulare
Ø Sinus cavernosus à di kanan kiri sella turcica
(corpus os sphenoid), merupakan sinus terbesar, menerima darah dari vv.
cerebrales media & vv. opthalmica superior, sinus kanan & kiri
dihubungkan oleh sinus intercavernosi
Ø Sinus petrosus superior à di sulcus perosi superior os
temporal, menerima darah dari sinus cavernosus, bermuara di sinus transversus
Ø Sinus petrosus inferior à di sulcus petrosi inferior os
temporal, menerima darah dari sinus cavernosus, bermuara di v. jugularis
interna
Ø Sinus sphenoparietalis à di crista alae minor os
sphenoid, bermuara di sinus cavernosus
Arah aliran darah dalam sinus
v Venous
Drainage
Selain sinus, dapat pula ditemukan adanya vena-vena cerebri di
lapisan subarachnoid. Vena tersebut dibagi menjadi :
* vena superficial / cortical
- v. cerebri media
- v. anastomotica magna à bridginng vein à sinus sagitalis superior
- v. anastomotica parva à bridging vein à sinus transversus
* vena profunda
- v. basalis à v. cerebri interna à v. cerebri magna à sinus rectus
Distribusi drainase vena
ü v. cerebri superior à drainase bagian superolateral
otak à sinus sagitalis superior
ü v. cerebri media superficial
& inferior à drainase bagian inferior,
posteroinferior, hemispher bagian profunda à sinus rectus , sinus transversus, sinus petrosus
sangat membantu sekali dokter Yuan. Salam dari adik tingkat. Viva Medika !
BalasHapus