Praktikum
Farmakologi dan Terapi
“ beta bloker ”
oleh :
Yuan’s !nk
Efek obat yang bekerja pada jantung bisa dimatai dari
perubahan kontraksi jantung. Kontraksi jantung sendiri bisa dinilai dari
kekuatan kontraksi (chronotropic),
frekuensi kontraksi (inotropic) atau
keduanya. Berdasarkan efek obat pada kontraksi jantung, obat dapat dibagi
menjadi 2 yaitu :
a.
Kardiotonik
-
bersifat chronotropic positif dan inotropic positif
-
contoh : cardiac-β-simpatomimetik (Isoprinosine,
orciprenaline, noradrenaline, adrenaline)
-
special kardiotonik à
digitalis à chronotropic negative,
inotropic positif
b.
Kardiodepresan
-
bersifat chronotropic
negative dan inotropic negative
-
contoh : quinidine, β-bloker
BETA BLOKER
·
Dulu, β-bloker dipakai sebagai first line agent untuk pasien
hipertensi tapi sekarang diuretic yang dipakai sebagai first line agent dan
β-bloker hanya sebagai tambahan saja. β-bloker boleh dipakai sebagai first line
agent kalau ada indikasi saja seperti myocard infark dan risiko tinggi penyakit
koroner. Pada diabetes dan gagal jantung,
β-bloker hanya dipakai sebagai tambahan saja.
·
Kalau β-bloker dipakai untuk pasien myocard infark, acute
coronary syndrome dan stable angina kronis, risiko kardiovaskular pasien
menurun. Meski kontraindikasi untuk pasien gagal jantung, β-bloker (carvedilol
dan metoprolol succinate) menurunkan mortalitas pasien gagal jantung sistolik
yang diterapi dengan diuretic & ACE inhibitor.
·
Ada beberapa mekanisme aksi β-bloker tapi tak satu pun yang
menunjukkan hubungan konsisten pada penurunan tekanan darah pasien. Sifat
inotropic dan chronotropic negative akan menurunkan cardiac output tapi
ternyata tidak menurunkan tekanan darah.
·
β-bloker bekerja dengan memblok reseptor beta simpatis yang
disebut β-adrenoseptor sehingga bisa juga disebut sebagai β-adrenoseptor
bloker. β-adrenoseptor tersebar diseluruh tubuh dan dapat dibedakan menjadi 2
macam yaitu:
-
β1-adrenoseptor
ü banyak
ditemukan di jantung, ginjal, otak
ü efek
stimulasi : heart rate
, kontraksi jantung
, pelepasan renin
, tonus simpatis
ü efek
blokade: kebalikannya aja
-
β2-adrenoseptor
ü banyak
ditemukan di paru, liver, pancreas, otot polos arteri
ü efek
stimulasi : bronkodilatasi, glikogenolisis
, sekresi pancreas
, vasokonstriksi
ü efek
blokade: kebalikannya aja juga
·
Kerja β-bloker yang
memblok simpatis tadi, ternyata menimbulkan efek yang bervariasi. Berdasarkan
farmakodinamiknya, β-bloker bisa dibagi menjadi 3 kelas :
-
selektif
ü yaitu
β-bloker yang afinitas/daya ikatnya sangat kuat dengan salah satu tipe adrenoseptor
sehingga lebih memilih adrenoseptor tersebut untuk diikat (jadi dah spesifik
gitu. A maunya nempel di A’, B di B’ dst. pilih-pilih pokoknya). Kalo dah
nempel dengan reseptornya, dia tidak akan mengganggu reseptor lainnya.
ü contoh
:
§ β1-adrenoseptor
spesifik : atenolol, betaxolol, bisoprolol, metoprolol, acebutolol, celiprolol,
esmolol, nebivolol
§ β2-adrenoseptor
spesifik : butaxamine, ICI-118,551 (hanya untuk eksperimen)
§ β3-adrenoseptor
spesifik : SR 59230A (hanya untuk eksperimen)
ü lebih
aman daripada β-bloker nonselektif pada pasien asma, COPD, diabetes, penyakit
arterial perifer.
ü sangat
bergantung dosis. Pada dosis tinggi, akan kehilangan selektivitas relatifnya
pada β1-adrenoseptor dan memblok β2-adrenoseptor seefektif pemblokan
β1-adrenoseptor
-
intrinsic symphatomimetic activity (ISA)
ü bekerja
sebagai β-adrenoseptor agonis parsial à
maksudnya kalau berikatan dengan β-adrenoseptor, β-bloker justru akan
menstimulasinya tapi tidak sehebat stimulasi oleh β-agonis murni. Ya iyalah,
namanya juga parsial (baca : imitasi)… hehe..
ü contoh
: acebutolol, carteolol, penbutolol, pindolol, celiprolol, mepindolol,
oxprenolol, labetalol
ü secara
teori, agen ISA cocok dipakai pada pasien gagal jantung, sinus bradikardi,
& penyakit arterial perifer
ü agen
ini jarang dipakai (pada suka yg ori soalnya..)
-
membrane stabilizing agent (MSA)
ü bekerja
dengan memblok channel Na (kaya obat antiaritmia kelas IA)
ü contoh
: acebutolol, betaxolol, pindolol, propranolol, labetalol
PROPRANOLOL (bukan propanolol)
·
Propranolol tidak termasuk β-bloker kelas selective (berarti
dia masuk β-bloker nonselektif). Akibatnya, propranolol akan bekerja pada
β1-adrenoseptor sekaligus pada β2-adrenoceptor.
·
Pada β1-adrenoseptor, propranolol bekerja di :
-
jantung à heart rate
, kekuatan kontaksi
à
cardiac output
à
tekanan darah
-
ginjal à pelepasan renin
à
inhibisi RAA à vasodilatasi & resorpsi Na
à
tekanan darah
-
otak à tonus simpatis turun à
tekanan darah
·
Pada β2-adrenoseptor, propranolol bekerja di paru (otot
popos bronkial) menyebabkan bronkokonstriksi. Pada orang normal, tidak terjadi
apa-apa tapi bisa memicu serangan asma pada pasien asma.
Praktikum !!!
-
Tujuan (pasti
keluar di pretes ni..) à mengamati & memahami efek
β-bloker pada system CV khususnya efek pada takikardi yang diinduksi
latihan/olahraga.
-
subjek à
sukarelawan laki-laki usia 20-40 tahun yang sehat secara fisik & riwayat
-
syarat
subjek :
a.
normotensi à tekanan darah tidak <
120/80 mmHg
b. heart
beat normal
c.
tanpa riwayat sakit jantung, liver, paru, ginjal
d. tidak
sedang mengkonsumsi obat, kopi, alcohol
e.
tidak merokok
-
alat à timbangan berat badan, stopwatch, meja Harvard step up,
tensimeter, stetoskop, metronome
-
bahan à air mineral, propranolol kapsul 20 mg, kapsul placebo
-
prosedur :
a.
eksklusi subjek dengan kontraindikasi (e.g. hipersensitif)
b. informed
consent
c.
ukur tekanan darah (BP), denyut nadi (pulse), & laju
nafas (RR)
d. lakukan
naik turun meja Harvard selama 4 menit
e.
ukur BP, pulse & RR segera setelah latihan (waktu ke-0)
f.
subjek istirahat 10 menit
g.
ukur BP, pulse & RR untuk menit ke-10
h. subjek meminum
obat yang diberi, lalu istirahat 40 menit
i.
ukur BP, pulse & RR untuk menit ke-50
j.
ulangi langkah d, e dan f. Catat BP, pulse & RR menit ke-55
dan ke 70
fin Fri, Dec 10, 2010 at 9:22 PM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar